Minggu, 23 Mei 2010
lalu?
secangkir busa-busa manis.
jingga dibahuku. masih saja semu. tentang secangkir kopi dan sebatang rokok. pulang? pulang kemana.tak ada lagi tempat. atau kamu yang merasa tak ada tempat. tempat. bujur sangkar melingkar pepat merapat hingga sesak melesak kedalam. hujan masih saja menggebu hingga batu tak lagi membatu, terkikis. rapuh. melebur dalam tanah tanah. sesederhana itu. tidak. tidak sederhana. tidak ada yang sederhana.
apa kamu lihat-lihat?
jangan mengangguk seolah paham. paham. mengerti. atau pura-pura mengerti. atau sekedar ingin tahu. berhenti. berhenti melihat. tidak perlu. rasa takutmu.
kamu tidak tahu apa-apa. jangan pernah berspekulasi apapun. sedikitpun jangan. seinchi atau sejengkal sekalipun. pun palin pun pun hoplah!
peduli apa?
tidak. peduli.
cangkir busa-busa manis tinggal setengah. pasti akan habis. tidak kah bosan dengan yang manis? manis itu sakit.
menetes melebur hujan diluar tertutupi tersamari oleh peri-peri tanah basah pesimis menari lekas pergi putar-berputar memandanginya diam merabu kelabu
sudahlah. peduli apa kamu.
berhenti mengeluh. b e r i s i k!
cangkir busa-busa manis isinya tinggal seperempat. sesak tangisku pun tak bisa membangunkanmu. mati surikah kamu?
dan kamu. berhentilah ingin tahu yang bukan hakmu. agar tidak memburai terurai berserakan sepanjang taman-taman kota.
menarilah pergilah hingga lelah agar kamu lupa akan resah gelisah keluh kesah
adil adalah seimbang. negatif positif. kaya miskin. bukan sama rata.
suatu saat. mimpi. harapan.
tidak lelahkah berlari?
berpuluh-puluh tahun. sama saja.
haruskah marah? haruskah kecewa? haruskah tertawa?
disini saja. lebih nyaman.
biru. merah. kelabu. kamu tau kelabu karna kamu mengenal ungu.
cangkir busa-busa manis telah habis.
tidak kah kau baca isyaratku?
Senin, 17 Mei 2010
begini saja
lelah mungkin. tentang kamu. tentang semua. tentang secangkir kopi yang tak lagi mengepul.di sudut-sudut kotor yang sama namun tak lagi sama. muak. jengah. sudahlah. tidak cukupkah?
begini saja. bisahkah kita kembali ke titik awal? lalu berhenti disitu? atau begini saja?
begini saja. asal kamu tidak merongrong seperti kucing yang sedang kasmaran.
begini saja. pergilah. saya lelah.
senja-senja yang sama. sebelum. saat. dan sesudah. tidak ada sesal. tapi itu seperti secangkir kopi hitam. kesenangan yang menyakitkan. sakit. bahagia. tangis. tawa. jangan diputar kembali. jangan.
perlukah ada kata dan maki agar mengerti? tidak bisakah kamu baca isyarat-isyarat yang ku kirim?
tidak bisakah begini saja?
seperti yang ku mau.
begini saja. bisahkah kita kembali ke titik awal? lalu berhenti disitu? atau begini saja?
begini saja. asal kamu tidak merongrong seperti kucing yang sedang kasmaran.
begini saja. pergilah. saya lelah.
senja-senja yang sama. sebelum. saat. dan sesudah. tidak ada sesal. tapi itu seperti secangkir kopi hitam. kesenangan yang menyakitkan. sakit. bahagia. tangis. tawa. jangan diputar kembali. jangan.
perlukah ada kata dan maki agar mengerti? tidak bisakah kamu baca isyarat-isyarat yang ku kirim?
tidak bisakah begini saja?
seperti yang ku mau.
unspoken things
ketika saya membaca jurnal sahabat saya, saya teringat akan jalan puluhan kilo ketika kami mengitari kota. membahas hal-hal yang tak terkatakan secara lisan.
banyak hal-hal yang jauh lebih nyaman ketika tidak dikatakan. seperti kata melancholic bitch, kita berdua tak pernah ucapkan maaf tapi saling mengerti.
tidak semua perlu dijelaskan.
saya dibesarkan dengan cara begitu, saya tau kalau kamu tau dan kamu tau bahwa saya tau. sama-sama mengerti. tidak perlu dikatakan.
sayangnya ketika dihadapi dengan hal-hal asing dan orang lain, unspoken things menjadi hal yang menggemaskan. menggemaskan karna saya tidak mengerti apa maumu karna kamu tidak berbicara secara langsung. mungkin kalau kamu tidak berbicara tapi memperjelas semuanya secara isyarat, kita akan saling mengerti.
Langganan:
Postingan (Atom)