kamu tau? perbincangan jarak jauh kita masih menyisakan tanda tanya disini. disudutsudut ruangan ini.
disini masih ada sia-sisa amarah luka dan durja kemarin. tidak kah kau baca isyaratku?
aku bisa menarik nafas tanpamu. aku menikmati ruangku berlari menangis tertawa menikmati gemricik hujan. tanpamu.
berdiri kokoh bak pohon kekar dengan akar menjalar mengelumpar tanpa perlu takut terlempar. tidak kah kau baca isyaratku?
tidak kah kau mengerti?
kalau kau mengerti mengapa dengan tegap dan lantang kau ucapkan maaf. atas kau yang terbagi dua.
setelah sekian lama itu teronggok disudut. ditumbuhi jamur dan dilupakan oleh waktu?
aku tidak butuh maafmu. t i d a k b u t u h!
tidak butuh serentetan kata-kata.
lalu mengapa dengan sombongnya kau masih punya mimpi untuk menyentuh jemariku dengan tanganmu yang telah menyentuh jemarinya?
kemari. tatap amarah yang masih menggelayut di tubuhku.
kamu. jangan sekali-sekali berani mengusik hidupku lagi.
tolong. mengertilah. sudut-sudut persimpangan yang mempertemukan kita tak lagi sama tak bersambung erat seperti dulu.
pergilah. aku lelah.